Boyolali - Kelakar Rasulullah Saw Berdasarkan Kitab Asy-Syama-Ilul Muhammadiyyah
Kelakar Rasulullah saw. merupakan sebuah warta yang sangat menarik, khususnya bagi Anda yan sangat suka bercanda. Dengan mengetahui warta ini, selain sanggup menambah kecintaan kita pada baginda Nabi, juga semoga bisa menjadi rambu-rambu dan pantutan kita.
Kelakar Rasululah saw. yaitu sebuah serpihan yang dibahas dalam kitab Asy-Syama-ilul Muhammadiyyah. Adapun pembahasan mengenai serpihan ini yaitu sebagai berikut :
Anas bin Malik r.a. berkata:
Sesungguhnya Nabi saw. bersabda kepadanya, “Wahai pemilik dua telinga!” Selanjutnya Mahmud mengambarkan bahwa Abu Usamah berkata, “Maksudnya senda gurau.”
Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan dari Abu Usamah dari Syarik dari ‘Ashim al-Ahwal yang bersumber dari Anas bin Malik r.a..
Anas bin Malik r..a bercerita:
Sesungguhnya Rasulullah saw. bergaul erat dengan kami sehingga dia bersabda kepada adikku yang masih kecil, “Wahai Abu 'Umar (bapak 'Umair), apa yang sanggup dikerjakan bu.rung sekecil itu ?”
Diriwayatkan oleh Hannad bin as-Sariyyi dari Waki' dari Syu'bah dari Abu Tayyah yang bersumber dari Anak bin Malik r.a..
Keterangan :
- Adik yang masih kecil maksudnya yaitu saudara seibu Anas bin Malik r.a., namanya yaitu Ibnu Abi Thalhah Zaid bin Sahl al-Anshari, sedangkan ibu bagi keduanya yaitu Ummu Sulaim binti Malhan. Ibnu Abi Thalhah (Abu ‘Umair) wafat sewaktu masih kecil, yakni di masa Nabi saw. masih hidup.
- Imam Tirmidzi berkata, “Maksud hadits ini, Rasulullah saw. bergurau. Di dalam gurauannya dia memberi gelar kepada seorang anak kecil dengan sebutan bapak, 'Wahai Abu Umair (Wahai bapaknya Umair)”. Pada Hadits ini pun terdapat suatu aturan bahwa memberi mainan kepada belum dewasa berupa burung tidak apa-apa. Nabi saw. bersabda, 'Wahai Abu Umair, apa yang sanggup dikerjakan Oleh burung sekecil itu?” Ceritanya adalah, “Anak kecil itu memiliki burung kecil sebagai mainannya. Kemudian burung itu mati, maka anak tersebut berduka cita akibatnya Untuk mengobati dukanya Nabi saw. bergurau kepadanya"
Abu Hurairah r.a. bercerita:
Mereka (para shahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah Anda suka bergurau kepada kami?”
Beliau bersabda, “Benar, hanya saja apa yang kukatakan, tidak lain hanyalah kebenaran.”
Diriwayatkan oleh 'Abbas bin Muhammad ad-Duri dari 'Ali bin al-Hasan bin Syaqiq dari 'Abdullah bin al-Mubarak dari 'Usamah bin Zaid dari Sa‘id al-Maqbari yang bersumber dari Abu Hurairah r.a..
Anas bin Malik r.a mengkhabarkan :
Sesungguhnya ada seorang pria meminta kepada Rasulullah saw. supaya ia dibawa naik kendaraan. Rasulullah saw. bersabda, “Baik, saya akan membawamu di atas anak unta betina!” Laki-laki itu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang sanggup kulakukan dengan anak unta betina itu?”
Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah yang melahirkan unta itu unta betina?”6
Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa‘id dari Khalid bin 'Abdullah dari Humaid yang bersumber dari Anas bin Malik r.a..
Anas bin Malik r.a. bercerita:
Sesungguhnya ada seorang pria dari pedusunan, ia berjulukan Zahir. Ia tiba kepada Nabi saw. dengan membawa hadiah dari kawasan pedusunan. Tatkala ia mau pulang, Nabi saw. mem. berinya bekal.
Perihal pria itu, Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Zahir yaitu sobat kita dari pedusunan, dan kita sebagai warga (Madinah) yaitu temannya.”
Nabi saw. bahagia kepadanya, padahal ia seorang pria yang tidak anggun raut mukanya.
Pada suatu hari, Nabi saw. mendatanginya, sedang ia (Zahir) lagi menjual barang dagangannya. Tiba-tiba Nabi saw. memeluknya dari belakang. Ia tidak melihat beliau. Ia pun berkata, “Siapakah ini? Lepaskan daku!” Lantas ia menoleh, maka ia mengenal, orang itu yaitu Nabi saw. Ia pun tidak membuang kesempatan untuk merapatkan punggungnya ke dada Nabi saw. Nabi saw. bersabda, “Siapakah gerangan yang mau membeli hamba sahaya ini‘?
Ia berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah, Tuan akan menemukan saya dalam keadaan tidak laku.” Nabi saw. bersabda, “Tidak, tetapi kamu di sisi Allah bukanlah tidak laku.” (Perawi ragu) atau dia bersabda, “Kau di sisi Allah bernilai tinggi!”
Diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur dari 'Abdurrazzaq dari Ma‘mar dari Tsabit yang bersumber dari Anas bin Malik r.a..
Keterangan :
- Zahir pada masa itu masih bersetatus budak mukatab, yakni hamba sahaya yang dijanjikan merdeka oleh tuannya dengan syarat ia harus bisa menebus dirinya.
Hasan al-Bishri r.a. mengkhabarkan:
Seorang perempuan bau tanah tiba menghadap Rasulullah saw. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, doakanlah daku kepada Allah swt., mudah-mudaham masuk surga.”
Nabi saw. bersabda, “Wahai ibu fulan, bergotong-royong nirwana itu tidak bakal dimasuki perempuan tua” (Tidak ada perempuan bau tanah di surga).
Selanjutnya al-Hasan berkata, “Wanita bau tanah itu berpaling sambil menangis!”
Maka Rasulullah saw. bersabda, “Beritahukan kepada perempuan itu, bahwa ia tidak akan masuk nirwana dalam keadaan bau tanah (di nirwana akan menjadi muda lagi). Sungguh Allah berfirman,
‘Maka Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya." (Q.S. 56 al-Waqi’ah: 36-37)
Diriwayatkan oleh 'Abd bin Humaid dari Mush'ab bin al-Miqdam dari al-Mubarak bin Fadlalah yang bersumber dari Hasan al-Bishri r.a..
Keterangan :
Hasan al-Bishri bukanlah seorang sahabat, jadi kedudukan ini yaitu Mursal.
Al-Mubarak bin Fadlalah, berdasarkan Imam Nasai yaitu perawi yang dla'if, namun berdasarkan 'Affan dan Abu Zur'ah yaitu tsiqat, ia wafat pada tahun 165 H.
Demikian pembahasan mengenai cara tertawa Rasulullah saw. Bagi Anda yang ingin membaca semua isi kitab Asy-Syama-ilul Muhammadiyyah yang membahas lengkap, Pribadi dan Budi Pekerti Rasulullah SAW, silahkan bisa klik di sini.